Maandag 20 Mei 2013

Dari Adam untuk Hawa

“Tak ada yang lebih indah bagi laki-laki dan wanita yang sedang saling jatuh cinta namun takut kepada Allah untuk bermaksiat, yang penuh ketaatan kepada Allah, yang menjaga diri dan kehormatan karena Allah dan yang menahan diri dari mengikuti hawa nafsu karena Allah selain Mahligai pernikahan”

Ya ukhti…terima kasih karena kau bersabar untuk menungguku saat ini. Hanya Allah yang maha tahu betapa hati kita berdua sangat merindukan sebuah mahligai penuh keberkahan yaitu mahligai pernikahan.

terima kasih karena kau mau mengerti dengan syarat dari kedua orangtuaku terhadapku yang hingga kini sedang kuperjuangkan untuk cepat terlaksana, kepada Allah ku berharap syarat itu cepat kupenuhi.

terima kasih karena belas kasihmu kepada kedua orangtuaku yang telah tua, atas pengertian dan kesabaranmu terhadap permintaan kedua orangtuaku yang telah lemah.

Ya ukhti…bahkan jarak yang jauh yang memisahkan kita, tak lantas membuat kesetiaanmu untuk menungguku luntur begitu saja, kau bahkan lebih menjaga hatimu lebih dari aku menjaga hatiku sendiri.

Ya ,ukhti namun ku ingin kau percaya bahwa aku adalah wanita setia, semua ku lakukan karena Allah, karena ingin mengharap ridho Allah.
  setiap malam kupanjatkan do’a penuh harap hanya kepada Allah untuk hubungan ini.

Ya Rabbku…..berikanlah aku pendamping hidup yang soleh
agar kami berdua lebih banyak ingat kepadaMu
dan lebih banyak bertasbih kepadaMu
sesungguhnya Engkau maha mengawasi segala sesuatu

Ya ukhti…betapa indah dan tenang hari-hari penantian yang kita jalani, karena kita letakkan semua harapan kita hanya kepada Allah ‘azza wa jalla, Rabb yang memegang kendali langit dan bumi. Ya kita letakkan harapan itu secara penuh ikhlas dan berserah diri hanya pada Allah semata.
Kau dan aku tau, sangat tau, tak satupun mahkluk yang bisa menjadi tempat pengharapan, bahkan kita tidak bisa menentukan takdir di masa depan, Allah lah pemegang segala keputusan.

Ya ukhti..maafkan aku yang tiada punya daya sedikitpun selain kekuatan dari Allah, karena sebab kau masih menungguku maka semua ini menjadi terasa lama.

maafkan aku ya ukhti….
Ku pilih engkau sebab kesolihahanmu, sebab wajahmu yang teduh dan bercahaya, sebab akhlakmu yang indah
sebab kau yang pemalu, tidak banyak bicara dan selalu bersikap sederhana

Ya ukhti…seandainya detik ini ku bisa menemuimu di seberang sana maka akan segera kulakukan namun kau telah paham bahwa masih ada amanah yang harus aku selesaikan disamping berusaha memenuhi syarat yang diajukan kedua orangtuaku.

Ya ukhti..namun kita berdua tetap tidak akan pernah tau nama siapakah yang telah tertulis di dalam Lauh Mahfuzh sebagai pendamping hidup kita, hingga kelak saatnya tiba Allah akan memperlihatkan ke kita keputusan dan takdir yang telah Dia tetapkan.

namun satu hal yang akan selalu kupegang dalam hidupku:
fa idzaa ‘azamta fatawakkal ‘alallaahi
Dan apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah
(Ali ‘imran 159)



Salam Ukhuwah..

Akhukum - iqbal bughory -

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking