Masa
muda merupakan masa primanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang
manusia. Ini merupakan nikmat besar dari Allah yang seharusnya
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk amal kebaikan guna meraih Ridha
Allah.
Ketahuilah kawan, karena masa muda merupakan nikmat yang besar dari
Allah, maka di hari kiamat nanti, manusia akan dimintai
pertanggungjawaban akan nikmat ini dan nikmat-nikmat lainnya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah:
“tidak akan bergeser kaki seorang manusia dari sisi Allah pada hari
kiamat (nanti), sampai dia ditanya tentang lima (perkara): tentang
umurnya, untuk apa dihabiskan ?. Tentang masa mudanya, untuk apa
digunakan ? Hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan ?
Ilmunya, bagaimana dia amalkan ilmunya ?” (HR. Tirmidzy: 2416,
dihasankan oleh syaikh al-Albny)
maka dari itu hendaklah kita sebagai pemuda mengisi masa muda kita
dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah, memang sulit, karena masa
muda banyak didominasi syahwat dan godaan. Tapi kekuatan kita pun besar
di masa muda ini maka dari itu mari kita gunakan masa muda kita untuk
masa tua kita, karena di masa tua kekuatan kita mulai hilang secara
perlahan, selagi masih muda mari kita gunakan kekuatan kita, sebagaimana
sabda Nabi:
“(gunakanlah) masa mudamu untuk masa tua mu…” (HR. Muslim)
bahkan seorang pemuda yang mengisi masa mudanya dengan ketaatan kepada Allah maka ia mendapat keutamaan, Rasulullah bersabda:
“ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam
naungan (Arary)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali)
kecuali naungan-Nya:…(salah satunya) seorang pemuda yang tumbuh dalam
ibadah (ketaatan) kepada Allah…” (HR. Bukhari: 1357 Muslim: 1031)
hadits agung ini menunjukan besarnya keutamaan seorang pemuda yang
selalu berusaha menundukkan hawa nafsunya dengan senantiasa menjalankan
ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksia. (lihat kitab Bahjatun Nazhirin 1/445)
keutamaan lain dari pemuda yang taat adalah bahwasanya Allah mengaguminya. Nabi bersabda:
“sesungguhnya Allah benar-benar kagum kepada seorang pemuda yang
tidak memiliki shabwah” (HR. Ahmad 2/263, ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul
Kabir 17/309, dinilai Shahih oleh Syaikh al-Albany dengan berbagai
jalur dalam ash-Shahihah: 2843)
maksud hadits ini adalah Allah sangat kagum kepada pemuda yang tidak
memperturutkan hawa nafsunya, dengan membiasakan dirinya melakukan
kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan. (lihat kitab Faidhul Qadir 2/263)
arti “naungan Allah” dalam hadis ini adalah naungan
Arasy-Nya, sebagaimana disebutkan dalam hadits Salman al-Farisi yang
diriwayatkan oleh Imam Sa’id bin Manshur. Sanad hadits ini dinilai hasan
oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-’Asqalany. Penggabungan kata, “naungan Arasy” di sini dengan nama Allah menunjukkan kemuliaan dan keagungan (lihat kitab Bahjatun Nazhirin 1/445)
imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata, “(dalam hadits ini)
Rasulullah menyebutkan “seorang pemuda” secara khusus, karena usia muda
adalah masa yang berpotensi besar untuk didominasi nafsu syahwat,
disebabkan kuatnya faktor yang mendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada
diri seorang pemuda. Maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen
dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah tentu lebih sulit dan ini
menunjukkan kuatnya nilai ketakwaan dalam diri orang tersebut). (kitab
Tuhfatul Ahwadzi 7/57)
FAEDAH:
islam sangat memberikan perhatian besar kepada para pemuda Muslim dan
mengarahkan mereka kepada hal-hal yang mendatangkan kebaikkan bagi
mereka di dunia dan akhirat.
Dan hendaklah kita isi masa muda kita dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah dan mempersiapkan masa tua.
ditulis oleh:
*diintisarikan dari Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthany, MA. -hafizhahullah-
majalah as-Sunnah edisi 06 thn.XV. Fadhail:keuatamaan pemuda.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking