Donderdag 21 Maart 2013

Masa muda merupakan masa primanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Ini merupakan nikmat besar dari Allah yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk amal kebaikan guna meraih Ridha Allah.
Ketahuilah kawan, karena masa muda merupakan nikmat yang besar dari Allah, maka di hari kiamat nanti, manusia akan dimintai pertanggungjawaban akan nikmat ini dan nikmat-nikmat lainnya. Sebagaimana Sabda Rasulullah:
“tidak akan bergeser kaki seorang manusia dari sisi Allah pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya tentang lima (perkara): tentang umurnya, untuk apa dihabiskan ?. Tentang masa mudanya, untuk apa digunakan ? Hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan ? Ilmunya, bagaimana dia amalkan ilmunya ?” (HR. Tirmidzy: 2416, dihasankan oleh syaikh al-Albny)
maka dari itu hendaklah kita sebagai pemuda mengisi masa muda kita dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah, memang sulit, karena masa muda banyak didominasi syahwat dan godaan. Tapi kekuatan kita pun besar di masa muda ini maka dari itu mari kita gunakan masa muda kita untuk masa tua kita, karena di masa tua kekuatan kita mulai hilang secara perlahan, selagi masih muda mari kita gunakan kekuatan kita, sebagaimana sabda Nabi:
“(gunakanlah) masa mudamu untuk masa tua mu…” (HR. Muslim)
bahkan seorang pemuda yang mengisi masa mudanya dengan ketaatan kepada Allah maka ia mendapat keutamaan, Rasulullah bersabda:
“ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arary)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya:…(salah satunya) seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah…” (HR. Bukhari: 1357 Muslim: 1031)
hadits agung ini menunjukan besarnya keutamaan seorang pemuda yang selalu berusaha menundukkan hawa nafsunya dengan senantiasa menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksia. (lihat kitab Bahjatun Nazhirin 1/445)
keutamaan lain dari pemuda yang taat adalah bahwasanya Allah mengaguminya. Nabi bersabda:
“sesungguhnya Allah benar-benar kagum kepada seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah” (HR. Ahmad 2/263, ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabir 17/309, dinilai Shahih oleh Syaikh al-Albany dengan berbagai jalur dalam ash-Shahihah: 2843)
maksud hadits ini adalah Allah sangat kagum kepada pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan. (lihat kitab Faidhul Qadir 2/263)
arti “naungan Allah” dalam hadis ini adalah naungan Arasy-Nya, sebagaimana disebutkan dalam hadits Salman al-Farisi yang diriwayatkan oleh Imam Sa’id bin Manshur. Sanad hadits ini dinilai hasan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-’Asqalany. Penggabungan kata, “naungan Arasy” di sini dengan nama Allah menunjukkan kemuliaan dan keagungan (lihat kitab Bahjatun Nazhirin 1/445)
imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata, “(dalam hadits ini) Rasulullah menyebutkan “seorang pemuda” secara khusus, karena usia muda adalah masa yang berpotensi besar untuk didominasi nafsu syahwat, disebabkan kuatnya faktor yang mendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda. Maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah tentu lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya nilai ketakwaan dalam diri orang tersebut). (kitab Tuhfatul Ahwadzi 7/57)
FAEDAH:
islam sangat memberikan perhatian besar kepada para pemuda Muslim dan mengarahkan mereka kepada hal-hal yang mendatangkan kebaikkan bagi mereka di dunia dan akhirat.
Dan hendaklah kita isi masa muda kita dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah dan mempersiapkan masa tua.
ditulis oleh:


*diintisarikan dari Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthany, MA. -hafizhahullah-
majalah as-Sunnah edisi 06 thn.XV. Fadhail:keuatamaan pemuda.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking