Donderdag 21 Maart 2013

Persaudaraan Hati bukan Tubuh

Post Type
Ketika membaca dan merenungkan kisah kehidupan para sahabat terkadang kita terharu dan berharap persaudaraan mereka tersebut bisa kita rasakan.
Satu persahabatan dan persaudaraan yang muncul dari hati dan iman yang memenuhi kalbu mereka, bukan sekedar bersatunya tubuh dan badan mereka.

Ironisnya banyak orang memandang persaudaraan identik dengan kumpulnya tubuh dalam satu organisasi atau kelompok. Hal ini jelas keliru, sebab sebenarnya dasar persaudaraan iman adalah kesatuan hati kaum muslimin, bukan berkumpulnya tubuh mereka. Hal ini dapat dilihat pada petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur`aan yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan persaudaraan kaum muslimin dengan kalimat (فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ) tidak dengan kalimat (فَأَلَّفَ بَيْنَِكُمْ). Dengan demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala melihat persatuan hati menjadi sebab persaudaraan iman bukan kepada persatuan badan.

Syeikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin t menjelaskan hal ini dengan menyatakan: Persatuan hati adalah poros ukhuwah imaniyah (persaudaraan iman) bukan persatuan badan. Berapa banyak umat yang berkumpul tubuhnya namun hati mereka berpecah belah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang orang Yahudi:
Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah.(QS al-Hasyr/15:13).

Tidak ada faedah dari berkumpulnya badan dengan hati yang berpecah belah. Faedah bersatunya hati adalah berkumpulnya hati walaupun badannya saling berjauhan. Berapa banyak orang yang memiliki hubungan cinta dan persahabatan denganmu namun ia jauh darimu. Berapa banyak juga orang yang sebaliknya. Kamu merasa ia bermuka dua dan tidak ada diantaramu dengannya kecintaan dan persahabatan. Padahal ia berdampingan denganmu seperti benda dengan bayangannya. Jadi yang penting adalah hati. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
Maka Allah mempersatukan hatimu, (QS Alimran/3:103)

Jelaslah persaudaraan terjadi dengan adanya keterikatan antar kaum muslimin yang dilandasi ikatan agama islam. Ikatan yang mengikat kuat hati kaum muslimin seperti satu tubuh yang digambarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam sabdanya:
الْمُؤْمِنُونَ كَرَجُلٍ وَاحِدٍ إِنْ اشْتَكَى رَأْسُهُ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ
Kaum mukminin seperti satu orang, jika kepalanya sakit maka seluruh tubuh merasakan deman dan tidak bisa tidur. (Riwayat Muslim).

Persaudaraan ini bukan persaudaraan karena nasab atau fanatisme golongan (hizbiyah) tapi persaudaraan aqidah dan iman. Oleh karena itu Syeikh Muhammad al-Amiin as-Syingqiti rahimahullah menyatakan: Secara umum tidak ada perbedaan pendapat diantara kaum muslimin bahwa ikatan yang mengikat individu penduduk bumi anata mereka dan yang mengikat antara penduduk bumi dan langit adalah kalimat La ilaaha Illa Allah.

Ikatan persaudaraan kaum muslimin adalah bersatunya hati mereka dalam menegakkan kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala . Kalimat tersebut ditegakkan dengan iman dan ketakwaan yang menjadi sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatukan hati mereka.

Ust. kholid syamhudi

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking